Kenaikan Harga BBM 1 April 2012 Dipastikan Batal!
Jakarta - Rapat paripurna DPR sudah menghasilkan 2 opsi berkaitan dengan kenaikan harga BBM subsidi. Dari 2 opsi yang ada, rencana kenaikan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.000 pada 1 April 2012 dipastikan batal!
Saat ini pada sidang paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (30/3/2012), sedang dilakukan voting 2 opsi. Opsi pertama tidak ada perubahan apapun dalam RUU APBN-P 2012 pasal 7 ayat 6 yang isinya tidak memperbolehkan pemerintah menaikkan harga BBM.
Opsi kedua menerima penambahan pasal 7 ayat 6a yang isinya adalah memperbolehkan pemerintah mengubah harga BBM jika harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata 15% dalam waktu 6 bulan.
Dari kedua opsi tersebut, berarti kenaikan harga BBM subsidi tidak mungkin dilakukan 1 April 2012 seperti rencana dari pemerintah. Dalam APBN-P 2012 sebelumnya disepakati asumsi ICP adalah US$ 105 per barel atau naik dari asumsi sebelumnya US$ 90 per barel.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, ICP rata-rata untuk 6 bulan ke belakang dari saat ini adalah US$ 116,49 per barel dengan rincian ICP Oktober 2011 US$ 109,25 per barel, November 2011 US$ 112,94, Desember 2011 US$ 110,70, Januari 2012 US$ 115,90 per barel, Februari 2012 sebesar US$ 122,17 per barel, dan Maret 2012 sebesar US$ 128 per barel.
Dengan realisasi harga itu, maka dalam 6 bulan ini kenaikan rata-rata ICP masih 10,94% dibandingkan asumsi harga minyak yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN-P 2012 sebesar US$ 105 per barel. Berarti harga BBM belum bisa naik!
http://finance.detik.com/read/2012/03/31/002531/1881743/1034/kenaikan-harga-bbm-1-april-2012-dipastikan-batal?f9911033
Advice: should the government do not directly create a discourse of raising fuel prices, but there should be observations of the state of his people .. if the central government can not be seen directly state that people in remote areas for example, should cooperate with local authorities if it is feasible if the current fuel prices Insert the point of view if there are more positive or negative point of view is further improved. I know if my fuel price increases will have much impact in all aspects of the needs of clothing, food and people. Food prices of rice will be more expensive, but the new fuel prices have not been in the discourse of the government's legitimate in its session PLENARY poor people a lot of which did not find a grain of rice! rice prices expensive or they deal with are not looking lanyak rice in the bin by washing back or call the parched rice and cook them in the back and the whole family enjoy it! .. Governments have the heart? with the conditions of its people are like that? or the government is not sensitive at all? or just concerned with personal conditions? It's not fair! let alone that I see in infotaiment there are some famous artist who argue "if the government raised fuel prices aja perfectly natural, because we are relatively cheap fuel prices for the fuel subsidy is only RP.4.500 (premium) compared to the price of fuel in the State of Europe". OK, Fine each person entitled to issue such aspirations are set in the 1945 Constitution in Article 28. But do not equate the condition of the artist is very worth it, who could buy if fuel prices rise occurs. But what about the workers, people who do not have a steady job? Can they deal with an increasingly deep trouble? I personally was REJECT rising fuel prices I say this because I just kasian against my father worked as a civil servant salaries do not lecture me on how hard-earned, plus if rising fuel must provide for the family to the added weight!
Hasil Translate :
Saran : seharusnya pemerintah jangan langsung membuat wacana menaikan harga BBM, tapi harus ada observasi terhadap keadaan rakyatnya..kalau pemerintah pusat tidak dapat melihat langsung keadaan rakyatnya yang di daerah terpencil misalnya, seharusnya bekerja sama dengan PEMDA setempat apakah sudah layak jikalau suatu saat harga BBM di naikan apakah ada sudut pandang yang positif yang lebih banyak atau sudut pandang negative yang lebih meningkat. Setau saya apabila harga BBM meningkat akan berdampak banyak ke segala aspek kebutuhan sandang, dan pangan rakyat. Harga sembako beras akan lebih mahal, padahal harga BBM baru wacana dari pemerintah belum di sah kan di sidang PARIPURNA rakyat nya yang golongan miskin banyak sekali yang tidak menemukan sebutir nasi ! harga beras mahal atau mereka menyiasati dengan mencari nasi yang tidak lanyak di tempat sampah dengan mencuci kembali atau di sebut NASI AKING lalu mereka masak kembali dan di nikmati oleh seluruh keluarga nya !.. Pemerintah tega ? dengan kondisi rakyat nya yang seperti itu ? atau pemerintah tidak sensitive sedikitpun ? atau hanya mementingkan kondisi pribadi ? itu tidak adil ! apalagi yang saya lihat di infotaiment ada beberapa artis ternama yang berargumen “ kalau pemerintah menaikan harga BBM wajar-wajar aja, sebab harga BBM kita tergolong murah hanya RP.4.500 untuk BBM subsidi ( premium ) dibandingkan dengan harga BBM di Negara Eropa “. OK,Fine setiap orang berhak mengeluarkan aspirasinya seperti yang di atur di UUD 1945 pasal 28. Tapi, jangan lah menyamakan kondisi sang artis yang amat layak itu, yang sanggup membeli harga BBM yang jikalau naik terjadi. Tapi bagaimana dengan kaum buruh, kaum yang tidak memiliki pekerjaan tetap ? Sanggupkah mereka menghadapi kesusahan yang semakin mendalam ? Saya pribadi pun menyemarakan MENOLAK kenaikan harga BBM saya berkata seperti ini sebab saya kasian terhadap ayah saya hanya bekerja sebagai PNS yang gaji tidak seberapa mengkuliahkan saya susah payah, di tambah andaikata BBM naik pastinya untuk mencukupi kebutuhan keluarga tambah berat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar